Pentingnya Penilaian pada Korban


     Suatu ketika, kamu dihadapkan pada kecelakaan dengan korban orang dengan gejala khusus (ODGJ). Saat kamu hendak menolong, ODGJ tersebut lantas menyerang kamu akibat dari syok. Apa yang kamu harus lakukan?

Jawaban : keselamatan diri adalah sebuah prioritas.

Kalau begitu apa yang harus kita lakukan? Nah, disinilah kita harus memberi penilaian pada korban.

Penilaian pada Korban 

1. Penilaian keadaan

Pada saat sampai di lokasi kejadian hal yang pertama kali harus dilakukan adalah menilai keadaan sekitar. Apakah aman atau tidak bagi dirinya. Jika ragu lebih baik minta bantuan kepada orang dewasa. 

  • Bagaimana kondisi pada saat itu? 
  • Kemungkinan apa saja yang akan terjadi ?
  • Bagaimana mengatasinya?

Di Lokasi
Secara umum tugas seorang penolong saat tiba di lokasi adalah:
  • Memastikan keselamatan penolong, penderita, dan orang orang disekitar
  • lokasi kejadian
  • Penolong harus memperkenalkan diri, bila memungkinkan
  • Menentukan keadaan umum kejadian ( mekanisme cedera )
  • Mengenali dan mengatasi gangguan cedera yang mengancam nyawa
  • Stabilkan penderita dan meneruskan pemantauan
  • Minta bantuan bila diperlukan

Dalam melakukan tugas sebagai penolong, juga diperlukan berbagai informasi
untuk menunjang penilaian. Tahukah kamu, informasi dapat kita peroleh dari:

  • Kejadian itu sendiri
  • Penderita (bila sadar)
  • Keluarga (Saksi)
  • Mekanisme kejadian
  • Perubahan bentuk yang nyata (cedera yang jelas)
  • Gejala atau tanda khas suatu cedera atau penyakit.
2. Penilaian dini
Pada saat menghadapi penderita, kita perlu menentukan kondisi penderita
secara umum. Hal-hal yang ditentukan yaitu :

a. Kesan umum
Langkah ini digunakan untuk menentukan apakah penderita merupakan kasus trauma atau kasus medis. Perbedaannya adalah sebagai berikut.

1) Kasus Trauma : kasus yang disebabkan oleh suatu ruda-paksa, mempunyai tanda-tanda yang jelas dan terlihat atau teraba. Misalnya luka terbuka, memar, patah tulang dan lain sebagainya
2) Kasus Medis : kasus yang diderita seseorang tanpa ada riwayat ruda-paksa. Contohnya sesak napas, pingsan.

b. Memeriksa kesadaran
Ada empat tingkatan kesadaran penderita, yaitu :
1) Awas = Alert
2) Suara = Voice
3) Nyeri = Pain
4) Tidak Respon = Un Respon

c. Memastikan jalan napas terbuka dengan baik. Jika penderita tidak respon gunakan teknik
angkat dagu dan tekan dahi.




d. Untuk menilai pernapasan
Setelah jalan napas berjalan dengan baik maka penolong harus
menilai pernapasan

3. Penilaian Fisik
Tindakan ini melibatkan penglihatan, perabaan dan pendengaran.Tanda apa saja yang perlu kita temukan saat melakukan pemeriksaan fisik?
  • Apakah ada bentuk pada bagian tubuh si korban?
  • Apakah ada terbuka (terlihat jelas) pada tubuh korban?
  • Apakah korban merasakan saat bagian tubuhnya kita raba atau tekan?
  • Apakah ada pada tubuh korban?
Agar lebih mudah mengingatnya, kita menyebut tanda-tanda
tersebut dengan isilah PLNB.

Untuk pemeriksaan lebih lanjut kondisi korban,
perlu dilakukan pemeriksaan yang lebih lengkap
dari ujung kepala sampai ujung kaki.
  1. Kepala; telinga; hidung; mata; dan mulut.
  2. Leher
  3. Dada
  4. Perut
  5. Punggung
  6. Panggul
  7. Anggota gerak atas dan bawah.

Perubahan
Luka
Nyeri
Bengkak


PENTING!
Pada pemeriksaan anggota gerak selain PLNB juga lakukan pemeriksaan gerakan sensasi dan sirkulasi.

4. Pemeriksaan Denyut Nadi
Setiap kali jantung berdenyut maka pembuluh nadi akan melebar dan  berkonstraksi saat darah melaluinya. Nadi adalah gelombang tekanan yang dihasilkan oleh denyut jantung
Denyut nadi dapat diperiksa di bagian :

- Leher (Pembuluh nadi leher/ Arteri karotis )
- Lengan atas (Pembuluh nadi lengan atas/Arteri brakialis)
- Pergelangan tangan (Pembuluh nadi pergelangan tangan/A. radialis)
- Lipat paha (Pembuluh nadi lipat paha/ A.femoralis)

Cara memeriksa nadi:
- Pasien berbaring atau duduk dengan tenang.
- Raba nadi yang akan diperiksa dengan telunjuk dan jari tengah.
- Tekan sedikit sampai nadi teraba, lalu mulai menghitung sambil melihat penunjuk detik pada jam.
- Bila denyut nadi teratur, nadi diperiksa selama 15 detik dan hasilnya dikalikan 4 untuk mendapatkan denyut nadi permenit. Bila denyut nadi tidak teratur, harus diukur selama 60 detik
- Laporkan juga teratur atau tidak, kuat atau lemah denyut nadi penderita.

Denyut Nadi
Bayi : 120 – 150 X/menit
Anak : 80 – 150 X/menit
Dewasa : 60 – 90 X/menit


5. PEMERIKSAAN PERNAPASAN

Pada penderita sadar jangan sampai penderita mengetahui bahwa

frekwensi pernapasannya sedang dihitung. Genggam tangan penderita lalu

letakkan diatas diatas dada atau perut penderita, lalu amati gerakkan naik

turunnya.

Satu pernapasan adalah satu kali menghirup napas dan satu kali mengeluarkan napas (satu kali gerakan naik dan turun). Pernapasan dihitung selama 30 detik, lalu dikalikan 2 untuk mendapatkan frekuensi pernapasan permenit.

Frekuensi Pernapasan

  • Bayi : 25 – 50 X/menit
  • Anak : 15 – 30 X/menit 
  • Dewasa : 12 – 20 X/menit

6. PEMERIKSAAN SUHU
Pada pemeriksaan suhu tubuh cukup diperoleh data suhu relatif. Apakah ada peningkatan atau penurunan suhu yang dilakukan dengan perabaan dengan menggunakan punggung tangan pada dahi atau leher. Kelembaban kulit juga harus dinilai (berkeringat/kering)

  • Pucat: dapat terjadi akibat gangguan peredaran darah
  • Kemerahan: tekanan darah tinggi, keracunan alcohol, luka bakar,
  • demam, penyakit infeksi
  • Kebiruan (sianossi): kurangnya oksigen dalam darah.
  • Kekuningan: sering merupakan tanda gangguan hati
  • Biru kehitaman: tanda perdarahan bawah kulit


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Categories

About me

Pages

Follow us